Senin, 03 Februari 2014

laporan praktikum petrosum dan mastoid



TEKNIK RADIOGRAFI DASAR
 PEMERIKSAAN TEMPORAL : MASTOID DAN PETROSUM
Untuk memenuhi tugas Teknik Radiografi Dasar II

Description: Poltekkes Depkes Semarang.jpg


Disusun Oleh Kelompok 2 :

1.Agus Prasetyo H.                       
2.Dimas Prasetyo N.                     
3.Etika Nurul A.                             
4.Fitri Puspita Dewi                      
5.Gewa Akhdes Rezgita  
6.Risyah Rubbyh                           
7.Shanti Dewinta              
8.Tangguh Bayu Prabowo          
9.Tyas Annisha Putri                    
10.Witdya Astuti                           

                                                        
                                                        

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
PRODI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI PURWOKERTO

Kata Pengantar
                                                        
            Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas perkenan, rahmat serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Teknik Radiografi Dasar II Temporal : Os. Mastoid dan Os. Petrosum
            Temporal merupakan bagian dari Os. Cranium yang memiliki keunikan tersendiri karena karakteristiknya yaitu susunan tulang yang padat serta tak beraturan. Sehingga sebagai radiografer harus menggunakan teknik tertentu dalam melakukan pemeriksaan atau ekspose. Salah satunya adalah temporal bagian mastoid dan petrosum.
            Kami berharap dibuatnya makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan kita agar kelak menjadi seorang radiografer tentunya memiliki basic teori yang kuat hingga dapat menolong pasien.
            Tak ada manusia yang sempurna. Itulah salah satu pepatah yang menggambarkan keadaan kami saat ini. Oleh sebab itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun bagi kami agar kedepannya lebih baik lagi. Tak lupa kami ucapkan terimakasih yang pertama serta utama kepada Allah SWT, kepada teman-teman serta semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.


                                                                                    Purwokerto, Mei 2013

                                                                                                                               
                                                                                                                                Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN


A.      LATAR BELAKANG

Seiring dengan meningkatnya iptek, pemeriksaan dengan memanfaatan sinar X mengalami perkembangan yang pesat sejak pertama kali ditemukan oleh wilhelm conrad rontgen. Penemuan ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran, karena dengan hasil penemuan ini dapat digunakn untuk pemeriksaan bagian2 tubuh manusia yg sebelumnya belum pernah tercapai. Berkat telah ditemukannya pemanfaatan sinar X oleh wilhelm conrad rontgen, dunia radiologi sudah mengalami banyak perkembangan. Radiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi yang bertujuan untuk membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit melalui pembuatan gambar dengan menggunakan film yang dikenai sinar X yang disebut dengan radiograf.
Os. Cranium merupakan pelindung bagi otak dan organ vital di dalamnya yang salah satunya adalah os. Mastoid dan os. Petrosum merupakan bagian dari temporal. Masalah yang sering terjadi pada kedua tulang tersebut adalah radang dan tumor. Cranium memiliki susunan tulang yang unik. Sehingga harus menggunakan proyeksi- proyeksi khusus.








B.            TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.         Untuk mengetahui proyeksi - proyeksi apa saja yang dapat digunakan dalam pemeriksaan Os. Mastoid dan Os. Petrosum.
2.         Untuk mengetahui anatomi apa saja yang perlu diketahui pada Os. Mastoid dan Os. Petrosum yang menjadi batas – batas lapangan penyinaran.
3.         Mengetahui prosedur pemeriksaan pada Os. Mastoid dan Os. Petrosum.
4.         Untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Radiografi Dasar II

 



C.            MANFAAT
Manfaat dari kegiatan praktikum ini adalah :
1.         Mengetahui proyeksi - proyeksi apa saja yang dapat digunakan dalam pemeriksaan dental.
2.         Mengetahui anatomi apa saja yang perlu diketahui pada dental yang menjadi batas – batas lapangan penyinaran.














 
 
BAB II
ISI

2.1  Description: petrosum.jpgANATOMI Os. MASTOID dan Os. PETROSUM

Gambar 1: Petrosum jika dilihat dari beberapa arah


Description: temporalbone

Gambar 2: Os. mastoid
Bagian bagian  Temporal Bone :
  Mastoid  portion   adalah bagian posterior  pada temporal bone hingga external acoustic meatus (EAM)
  Petrous  portion  adalah bagian dari temporal bone yang membentuk tonjolan ke dalam yang  sering juga disebut petrous pyramid atau pars petrosa
  Squamous portion  adl  area terluas dari temporal bone di sisi samping atas dari skull
  Daerah pertemuan antara mastoid portion dengan petrous portion disebut  petromastoid  portion
2.2 PATOLOGI
  Acoustic  neuroma : suatu tumor  jinak  auditory  nervesheath pada  saluran  pendengaran bagian dalam.
  Cholesteatoma : umor jinak yang sering terjadi pada bagian pertengahan pendengaran atau pada daerah mastoid sekunder
  Otosclerosis : rusaknya formasi tulang spongiosa pada bagian tengah dan dalam dari daerah pendengaran
  Masthoiditis : radang pada masthoid(ditandai dengan keluarnya cairan dari lubang telinga)

2.3 PROYEKSI
Persiapan pasien
  Lepas dan singkirkan semua benda metal, plastik, dll yang mana dapat menggangu gambaran radiograf
2..3.1 AP AXIAL (TOWNE METHOD)
Description: DSCN5966.JPGA. Posisi pasien
  Pasien supine diatas meja pemeriksaan
B. Posisi obyek
  Atur MSP kepala tepat pada pertengahan kaset  
  Fleksikan kepala shg OML tegak lurus thd kaset
  Untuk pasien yang tak dapat memfleksikan kepala atur IOML tegak lurus terhadap kaset
C. Central  Ray
  CR 300  caudad untuk OML tegak lurus atau 370 untuk IOML
  Pusat sinar pada MSP kepala 2 inchi (5 cm) superior dari glabella

D. Faktor  teknik
  FFD        : 100 cm
  kaset     : 18 cm X 24 cm
  Stationary atau moving Grid
  Eksposi tahan nafas

Description: RSCN5968.JPGE. kriteria Radiograf
  Petrous pyramid tampak simetris
  Tampak seluruh bagian petrous dan mastoid
  Tampak dorsum sellae dengan foramen magnum dan juga sinus mastoid tampak







2.3.2 Axiolateral (schuler kanan kiri, hansen,  lisolm)
posisi pasien :
  semi prone diatas meja pemeriksaan,






Posisi obyek :
  Description: F:\DCIM\100MSDCF\DSC00972.JPGLetakan slh satu pipi pasien menempel pd kset/meja pemeriksn dan elbow joint diflexikan.
  Leher pasien dflexikn shg IOML paralel dg kaset.
   auricle yg dkt dg kset dilipat kearah anterior untk mncgh sprposisi dg mastoid.
  Atur kpl pasien true lateral
  IPL tgk lurus dg kaset dan MSP kpl pasien sjjr dg kset.
  Nb:gmbr  dismping adh untk proyeksi schuller,sdgkn untk lysholm dan henschen posisi pasien sma ttpi Crnya adh sbb:
Central Ray
  Schuller  dix/sin method: Menyudut 250caudal .
  Henschen method: menyudut 150 caudal.
  Lysholm method: menyudut 350 caudal.
Central  Point
  Pusatkn kluar  pda sisi smping bwah ujung mastoid,kira-kira 1,5 inch(4cm) superior dan posterior smpai sisi atas EAM.
Faktor  teknik
  FFD        : 100 cm
  kaset     : 18 cm X 24 cm
  Stationary atau moving Grid
  Eksposi tahan nafas
Kriteria radiograf
  Description: D:\RR\gambar mastoid\DSC00978.JPGSchuller : tmpak struktr  mastoid yg berisi udr : proc.mastoid,mastoid antrum,IAM ,EAM dan sinus matoidius, Condilus mandibula dan TMJ tmpk pda sisi anterior smpai sinus mastoid.
  Henschen : tmpk sinus mastoid,antro mastoid,IAM dan EAM.
  Lysholm: tmpk sinus mastoid,antro mastoid ,EAM dan carotid canal.

2.3.3 AXIOLATERAL OBLIQUE (ORIGINAL LAW METHOD)
A.Posisi pasien:
  Description: DSCN5952.JPGPasien Erect atau semi  Prone diatas meja pemeriksaan  
B. Posisi Obyek
  Atur MSP kepala tepat pada pertengahan kaset
  Fleksikan kepala pasien sehingga IPL tegak lurus terhadap kaset , MSP kepala paralel dengan kaset
  C. Central Ray
  Sinar  150 caudad  dan 15 anterior
D. Central  Point
  tepat pada 2 inchi (5 cm) posterior dan 2 inchi (5 cm) kearah superior dari EAM
F. Faktor  teknik
  FFD        : 100 cm
  Kaset     : 18cm X 24cm
  Stationary atau moving Grid
  Eksposi tahan nafas
  G. Kriteria Radiograf
  Description: RSCN5957.JPGTampak proc. Mastoid dengan sinus mastoid di pertengahan kaset
  EAM dan IAM tampak superposisi
  Auricle tidak superposisis dengan proc. Mastoid
  TMJ  ampak di depan proc. Mastoid

2.3.4 AXIOLATERAL OBLIQUE (STENVERS METHOD)
Description: ririn 438.jpgA. Posisi Pasien:
  Prone diatas meja pemeriksaan
B. Posisi Obyek
  Atur hidung dan pipi menempel pada kaset
  Atur dagu sehingga IOML tegak Lurus terhadap kaset
  Atau Rotasikan  kepala (mesochephalic) sehinga MSP kepala 450 thdp kaset
  C. Central Ray
  Sinar  120 cephalad,
D. Central Point
  3-4 inchi (6-8 cm)posterior dan 0.5 inchi inferior dari EAM
  E. Faktor  teknik
  FFD                        : 100 cm
  Kaset     : 18 cm X 24 cm
  Stationary atau moving Grid
  Eksposi tahan nafas
  F. Kriteria Radiograf
  Tampak petrous mastoid tanpa terjadi  distorsi
  Mastoid  di bawah garis tepi Cranium
  Batas posterior ramus mandibula superposisi dengan Collumna Cervical



Description: RSCN5965.JPGDescription: ririn 439.jpg









2.3.5 SUBMENTOVERTEX (SMV)
A. Posisi Pasien
  Description: DSCN5969.JPGErect atau supine diatas meja pemeriksaan
B. Posisi Obyek
  Atur MSP kepala tepat pada pertengahan kaset
  Atur leher Hyperekstensi jika memungkinkan hingga IOML paralel dengan kaset
   
C. Central Ray
  Sinar tegak lurus terhadap IOML
D. Central  Point
Pada pertengahan kedua angulus mandi bula atau  2.5 – 3 inchi (6cm-8 cm) inferior smphysis mandibula
E. Faktor  Teknik
       Description: RSCN5971.JPGFFD                        : 100 cm
       Kaset                     : 18 cm X 24 cm
       Stationary atau moving Grid
       Eksposi tahan nafas
F. Kriteria Radiograf
  Tampak  bilateral petrous pyramids
  Tampak internal acoustic canal
  tampak foramen ovale dan foramen spinosum
  Tampak condilus mandibula anterior sampai canal EAM






















            BAB III
PENUTUP


A.      KESIMPULAN
Dengan beberapa contoh proyeksi diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap proyeksi memiliki tujuan tersendiri untuk masing- masing objek yang diperiksa. Dapat dilihat bahwa setiap proyeksi memberikan informasi gambar radiograf yang berbeda – beda. Prosedur proyeksi yang digunakan anatara teori dan yang dipraktekan di lapangan adalah sama untuk gigi delpaan bawah kanan.
B.      SARAN
Untuk mendapatkan hasil gambar radiograf yang maksimal, kita harus peka terhadap proyeksi apa yang tepat untuk diterapkan pada pasien. Maka dari itu kita harus atur posisi pasien senyaman mungkin karena sangat berpengaruh terhadap proses penyinaran . Memberikan instruksi pada pasien dan menjelaskan bahawa akan terasa mual jika dipasang kaset.