TEKNIK
RADIOGRAFI DASAR
PEMERIKSAAN TEMPORAL : MASTOID DAN PETROSUM
Untuk memenuhi tugas
Teknik Radiografi Dasar II

Disusun
Oleh Kelompok 2 :
1.Agus Prasetyo H.
2.Dimas Prasetyo N.
3.Etika Nurul A.
4.Fitri Puspita Dewi
5.Gewa Akhdes Rezgita
6.Risyah Rubbyh
7.Shanti Dewinta
8.Tangguh Bayu Prabowo
9.Tyas Annisha Putri
10.Witdya Astuti
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SEMARANG
JURUSAN TEKNIK
RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
PRODI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK
DAN RADIOTERAPI PURWOKERTO
Kata Pengantar
Puji syukur kami
panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas perkenan, rahmat serta karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Teknik Radiografi Dasar II Temporal : Os. Mastoid dan Os. Petrosum
Temporal
merupakan bagian dari Os. Cranium yang memiliki keunikan tersendiri karena
karakteristiknya yaitu susunan tulang yang padat serta tak beraturan. Sehingga
sebagai radiografer harus menggunakan teknik tertentu dalam melakukan
pemeriksaan atau ekspose. Salah satunya adalah temporal bagian mastoid dan
petrosum.
Kami
berharap dibuatnya makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan kita agar kelak
menjadi seorang radiografer tentunya memiliki basic teori yang kuat hingga
dapat menolong pasien.
Tak ada
manusia yang sempurna. Itulah salah satu pepatah yang menggambarkan keadaan
kami saat ini. Oleh sebab itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun
bagi kami agar kedepannya lebih baik lagi. Tak lupa kami ucapkan terimakasih
yang pertama serta utama kepada Allah SWT, kepada teman-teman serta semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini.
Purwokerto, Mei 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Seiring dengan meningkatnya iptek, pemeriksaan dengan
memanfaatan sinar X mengalami perkembangan yang pesat sejak pertama kali
ditemukan oleh wilhelm conrad rontgen.
Penemuan ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran, karena dengan
hasil penemuan ini dapat digunakn untuk pemeriksaan bagian2 tubuh manusia yg
sebelumnya belum pernah tercapai. Berkat telah ditemukannya pemanfaatan sinar X
oleh wilhelm conrad rontgen, dunia radiologi sudah mengalami banyak
perkembangan. Radiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi yang
bertujuan untuk membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu untuk
menegakkan diagnosa suatu penyakit melalui pembuatan gambar dengan menggunakan
film yang dikenai sinar X yang disebut dengan radiograf.
Os. Cranium merupakan pelindung bagi
otak dan organ vital di dalamnya yang salah satunya adalah os. Mastoid dan os.
Petrosum merupakan bagian dari temporal. Masalah yang sering terjadi pada kedua
tulang tersebut adalah radang dan tumor. Cranium memiliki susunan tulang yang
unik. Sehingga harus menggunakan proyeksi- proyeksi khusus.
B.
TUJUAN
Tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui proyeksi - proyeksi apa
saja yang dapat digunakan dalam pemeriksaan Os.
Mastoid dan Os. Petrosum.
2.
Untuk
mengetahui anatomi apa saja yang
perlu diketahui pada Os. Mastoid dan Os. Petrosum yang menjadi batas – batas
lapangan penyinaran.
3.
Mengetahui
prosedur pemeriksaan pada Os. Mastoid dan Os. Petrosum.
4.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Radiografi Dasar II
|
C.
MANFAAT
Manfaat dari kegiatan praktikum ini adalah :
1.
Mengetahui proyeksi - proyeksi apa saja yang dapat digunakan dalam pemeriksaan dental.
2.
Mengetahui anatomi apa saja yang perlu diketahui pada dental yang menjadi batas –
batas lapangan penyinaran.
|
BAB II
ISI
2.1
ANATOMI Os. MASTOID dan
Os. PETROSUM

Gambar 1: Petrosum jika dilihat dari beberapa arah

Gambar 2: Os. mastoid
Bagian bagian Temporal Bone :
Mastoid
portion adalah bagian
posterior pada temporal bone hingga
external acoustic meatus (EAM)
Petrous
portion adalah bagian
dari temporal bone yang membentuk tonjolan ke dalam yang sering juga disebut petrous pyramid atau pars
petrosa
Squamous portion
adl area terluas dari
temporal bone di sisi samping atas dari skull
Daerah pertemuan antara mastoid portion dengan
petrous portion disebut petromastoid portion
2.2 PATOLOGI
Acoustic neuroma :
suatu tumor jinak auditory
nervesheath pada saluran pendengaran bagian dalam.
Cholesteatoma : umor jinak yang sering terjadi pada bagian pertengahan
pendengaran atau pada daerah mastoid sekunder
Otosclerosis : rusaknya formasi tulang spongiosa pada bagian tengah dan
dalam dari daerah pendengaran
Masthoiditis : radang
pada masthoid(ditandai dengan keluarnya cairan dari lubang telinga)
2.3 PROYEKSI
Persiapan
pasien
Lepas dan singkirkan semua benda metal, plastik,
dll yang mana dapat menggangu gambaran radiograf
2..3.1 AP
AXIAL (TOWNE METHOD)

Pasien supine diatas meja pemeriksaan
B.
Posisi obyek
Atur MSP kepala tepat pada pertengahan kaset
Fleksikan kepala shg OML tegak lurus thd kaset
Untuk pasien yang tak dapat memfleksikan kepala
atur IOML tegak lurus terhadap kaset
C.
Central Ray
CR 300 caudad untuk OML tegak lurus atau 370
untuk IOML
Pusat sinar pada MSP kepala 2 inchi (5 cm)
superior dari glabella
D.
Faktor teknik
FFD :
100 cm
kaset :
18 cm X 24 cm
Stationary atau moving Grid
Eksposi tahan nafas

Petrous pyramid tampak simetris
Tampak seluruh bagian petrous dan mastoid
Tampak dorsum sellae dengan foramen magnum dan
juga sinus mastoid tampak
2.3.2 Axiolateral
(schuler kanan kiri, hansen, lisolm)
posisi pasien :
semi prone diatas meja pemeriksaan,
Posisi obyek :
Letakan slh satu pipi pasien menempel pd
kset/meja pemeriksn dan elbow joint diflexikan.

Leher pasien dflexikn shg IOML paralel dg kaset.
auricle
yg dkt dg kset dilipat kearah anterior untk mncgh sprposisi dg mastoid.
Atur kpl pasien true lateral
IPL tgk lurus dg kaset dan MSP kpl pasien sjjr
dg kset.
Nb:gmbr
dismping adh untk proyeksi schuller,sdgkn untk lysholm dan henschen posisi
pasien sma ttpi Crnya adh sbb:
Central
Ray
Schuller
dix/sin method: Menyudut 250caudal .
Henschen method: menyudut 150 caudal.
Lysholm method: menyudut 350 caudal.
Central Point
Pusatkn kluar
pda sisi smping bwah ujung mastoid,kira-kira 1,5 inch(4cm) superior dan
posterior smpai sisi atas EAM.
Faktor teknik
FFD :
100 cm
kaset :
18 cm X 24 cm
Stationary atau moving Grid
Eksposi tahan nafas
Kriteria radiograf
Schuller
: tmpak struktr mastoid yg berisi udr :
proc.mastoid,mastoid antrum,IAM ,EAM dan sinus matoidius, Condilus mandibula
dan TMJ tmpk pda sisi anterior smpai sinus mastoid.

Henschen : tmpk sinus mastoid,antro mastoid,IAM
dan EAM.
Lysholm: tmpk sinus mastoid,antro mastoid ,EAM
dan carotid canal.
2.3.3 AXIOLATERAL OBLIQUE (ORIGINAL LAW METHOD)
A.Posisi pasien:
Pasien Erect atau semi Prone diatas meja pemeriksaan

B. Posisi Obyek
Atur MSP kepala tepat pada pertengahan kaset
Fleksikan kepala pasien sehingga IPL tegak lurus
terhadap kaset , MSP kepala paralel dengan kaset
C. Central Ray
Sinar 150
caudad dan 15 anterior
D. Central
Point
tepat pada 2 inchi (5 cm) posterior dan 2 inchi
(5 cm) kearah superior dari EAM
F. Faktor
teknik
FFD :
100 cm
Kaset :
18cm X 24cm
Stationary atau moving Grid
Eksposi tahan nafas
G. Kriteria Radiograf
Tampak proc. Mastoid dengan sinus mastoid di
pertengahan kaset

EAM dan IAM tampak superposisi
Auricle tidak superposisis dengan proc. Mastoid
TMJ ampak
di depan proc. Mastoid
2.3.4 AXIOLATERAL
OBLIQUE (STENVERS METHOD)

Prone diatas meja pemeriksaan
B. Posisi Obyek
Atur hidung dan pipi menempel pada kaset
Atur dagu sehingga IOML tegak Lurus terhadap
kaset
Atau Rotasikan
kepala (mesochephalic) sehinga MSP kepala 450 thdp kaset
C. Central Ray
Sinar 120
cephalad,
D. Central Point
3-4 inchi (6-8 cm)posterior dan 0.5 inchi
inferior dari EAM
E. Faktor
teknik
FFD :
100 cm
Kaset :
18 cm X 24 cm
Stationary atau moving Grid
Eksposi tahan nafas
F. Kriteria Radiograf
Tampak petrous mastoid tanpa terjadi distorsi
Mastoid
di bawah garis tepi Cranium
Batas posterior ramus mandibula superposisi
dengan Collumna Cervical


2.3.5 SUBMENTOVERTEX (SMV)
A.
Posisi Pasien
Erect atau supine diatas meja pemeriksaan

B.
Posisi Obyek
Atur MSP kepala tepat pada pertengahan kaset
Atur leher Hyperekstensi jika memungkinkan
hingga IOML paralel dengan kaset
C.
Central Ray
Sinar tegak lurus terhadap IOML
D.
Central Point
Pada
pertengahan kedua angulus mandi bula atau
2.5 – 3 inchi (6cm-8 cm) inferior smphysis mandibula
E.
Faktor Teknik
•
FFD :
100 cm

• Kaset :
18 cm X 24 cm
• Stationary atau moving Grid
• Eksposi tahan nafas
F.
Kriteria Radiograf
Tampak
bilateral petrous pyramids
Tampak internal acoustic canal
tampak foramen ovale dan foramen spinosum
Tampak condilus mandibula anterior sampai canal
EAM
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan beberapa
contoh proyeksi diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap proyeksi memiliki tujuan
tersendiri untuk masing- masing objek yang diperiksa. Dapat dilihat bahwa setiap
proyeksi memberikan informasi gambar radiograf yang berbeda – beda. Prosedur
proyeksi yang digunakan anatara teori dan yang dipraktekan di lapangan adalah
sama untuk gigi delpaan bawah kanan.
B. SARAN
Untuk mendapatkan hasil gambar radiograf yang maksimal, kita harus peka terhadap proyeksi
apa yang tepat untuk diterapkan pada pasien. Maka dari itu kita harus atur
posisi pasien senyaman mungkin karena sangat berpengaruh terhadap proses
penyinaran . Memberikan instruksi pada pasien dan menjelaskan bahawa akan
terasa mual jika dipasang kaset.
|
Maaf ini sumbernya apa ya?
BalasHapusBet on Football at Betway Casino – Live in Asia - Goyang FC
BalasHapusWelcome to Betway Asia, 벳 매니아 where we sss 포커 take players to the 토토 사이트 리스트 best betting experience! 유로스타사이트 Experience the thrill of bet soccer, basketball, rugby and many other sports!